Saya besar di Cirebon, sebuah kota kecil yang orang bilang adalah kota udang karena disana banyak tambak udang yang orang setempat menyebutnya ‘empang’, saya memiliki saudara yang baru saja terpilih menjadi seorang kuwu, di Jakarta tentu tidak ada sebutan kuwu, kuwu adalah kepala desa yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh warga desanya, ya ....kalau di Jakarta mungkin setingkat lurah, tapi bedanya kalau lurah adalah pegawai negeri yang tidak dipilih langsung oleh warga.
Beberapa hari yang lalu beliau (kuwu), menelepon saya untuk menanyakan sesuatu yang memang penting, tentu penting pula diketahui masyarakat, agar tidak tertipu, katanya, beliau mendapatkan laporan dari warganya, bahwa seorang warga telah menemukan sebuah map yang berisi dokumen dan cek dari bank BRI senilai 4,7 milyar rupiah, cek tersebut sudah di tanda tangani dan distempel, stempelnyapun basah bukan stempel fotokopi.
Dokumen-dokumen yang ada dalam Map adalah fotokopi SIUP atas nama PT PETRONAS USAHA MANDIRI dengan presiden direktur Husein Joyonegoro, dengan alamat kantor di Jln HR rasuna Said Kav. Ib Nomor 03 Menara Rajawali Jakarta Selatan, lengkap dengan nomor NPWP 01.859.638.7-075, dan meninggal nomor telepon yang dapat dihubungi yaitu Nomor (021) 5203996 dan Nomor HP 081280075677 selain itu ada sebuah akte tanah tertulis milik seorang pejabat di dareah Manokwari.
Pikiran saya sudah sedikit curiga, jangan-jangan ini merupakan sebuah penipuan modus baru, saya mencatat semua informasi tersebut dengan maksud akan saya cari tahu, Kemudian saya tanya kembali, apakah beliau sudah menelepon nomor yang ada dalam dokumen tersebut, beliau menjawab bahwa beliau telah menelepon dan pihak yang mengangkat membenarkan bahwa dokumen tersebut katanya memang hilang dan merupakan miliknya, Pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI sesegera mungkin akan mengambil dokumen tersebut dan memberi imbalan senilai Rp120.000.000,- bagi yang mau mengembalikannya, selanjutnya PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut meminta nomor rekening pak Kuwu untuk dapat mentransfer Rp20.000.000,- terlebih dahulu sebagai tanda terimakasih, dan Rp100.000.000,- nya menyusul setelah dokumen diterima oleh pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI
Ketika saya tanya apakah pak Kuwu sudah memberikan nomor rekeningnya, beliau menjawab sudah, saya sudah semakin curiga bahwa kasus tersebut sebuah penipuan, saya menasehati beliau agar jangan melakukan apapun yang diminta oleh pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI, sebelum saya cari tahu berita dan informasi masalah tersebut. Saya menelepon ke Nomor yang ada tapi tidak tersambung, akhirnya saya telepon ke 108 mengenai alamat PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut, hasilnya ternyata alamat tersebut bukan merupakan alamat PT PETRONAS USAHA MANDIRI, tetapi merupakan PT PETRONAS USAHA MANDIRI Bakrieland, yang mencurigakan lagi adalah NPWP-nya yang berujung dengan angka 777, setahu saya angka diujung menunjukan kantor pusat atau angka jumlah kantor cabangnya, jika orang pribadi tentu angkaseharusya adalah 000 atau 001, setelah itu saya buka mbah Google untuk search PT PETRONAS USAHA MANDIRI, nah dari informasi mbah google inilah semakin jelas bahwa PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut merupakan penipu, semua halaman yang tampil di layar google menunjukan bahwa PT Petronas Usaha Mandiri tersebut merupakan kasus penipuan dengan modus menyuruh calon mangsa untuk menuju ke mesin ATM, dengan dalih sudah mentransfer Rp20.000.000,- , dan calon mangsa merasa bahwa saldonya belum bertambah, kemudian disuruh untuk menekan angka-angka dimesin ATM, yang maksudnya mengalihkan saldo calon mangsa ke nomor rekening penipu.
Saya langsung kembali menelepon pak Kuwu menjelaskan hal tersebut, untung saja beliau belum melakukan hal yang diminta penipu, sehingga tidak mengalami kerugian. Modus-modus penipuan yang kian beragam, tentu akan banyak memakan korban, menurut saya sosialisasi ke masyarakat perlu dilakukan, sehingga dapat menekan angka penipuan, mangsa mereka adalah orang-orang daerah yang minim akan informasi, sehingga mudah tertipu dengan iming-iming uang yang besar.
Mereka mengalami kesulitan untuk membedakan mana penipuan dan mana yang sungguhan, berbeda dengan kita yang tentu memiliki akses informasi yang lebih dibandingkan mereka yang berada didaerah, kita bisa membedakan bahwa Djarum Black melalui kompetisi Djarum Black Innovation Awards, Djarum Black Blog Competition, bukan merupakan sebuah ajang penipuan, karena informasi yang kita terima jelas, benar dan dapat diakses dengan mudah, berbeda dengan di daerah, tentu kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa itu Djarum Black Innovation Awards, Djarum Black Blog Competition, ini tentu jelas arus informasi belum sampai kepada mereka.
Mudah-mudahan pihak-pihak terkait dapat mengurangi kesenjangan informasi yang terjadi, sehingga penipuan-penipuan dapat diketahui luas oleh masyarakat, sehingga masyarakat awam tidak menanggung kerugian akibat dari penipuan ini.
Beberapa hari yang lalu beliau (kuwu), menelepon saya untuk menanyakan sesuatu yang memang penting, tentu penting pula diketahui masyarakat, agar tidak tertipu, katanya, beliau mendapatkan laporan dari warganya, bahwa seorang warga telah menemukan sebuah map yang berisi dokumen dan cek dari bank BRI senilai 4,7 milyar rupiah, cek tersebut sudah di tanda tangani dan distempel, stempelnyapun basah bukan stempel fotokopi.
Dokumen-dokumen yang ada dalam Map adalah fotokopi SIUP atas nama PT PETRONAS USAHA MANDIRI dengan presiden direktur Husein Joyonegoro, dengan alamat kantor di Jln HR rasuna Said Kav. Ib Nomor 03 Menara Rajawali Jakarta Selatan, lengkap dengan nomor NPWP 01.859.638.7-075, dan meninggal nomor telepon yang dapat dihubungi yaitu Nomor (021) 5203996 dan Nomor HP 081280075677 selain itu ada sebuah akte tanah tertulis milik seorang pejabat di dareah Manokwari.
Pikiran saya sudah sedikit curiga, jangan-jangan ini merupakan sebuah penipuan modus baru, saya mencatat semua informasi tersebut dengan maksud akan saya cari tahu, Kemudian saya tanya kembali, apakah beliau sudah menelepon nomor yang ada dalam dokumen tersebut, beliau menjawab bahwa beliau telah menelepon dan pihak yang mengangkat membenarkan bahwa dokumen tersebut katanya memang hilang dan merupakan miliknya, Pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI sesegera mungkin akan mengambil dokumen tersebut dan memberi imbalan senilai Rp120.000.000,- bagi yang mau mengembalikannya, selanjutnya PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut meminta nomor rekening pak Kuwu untuk dapat mentransfer Rp20.000.000,- terlebih dahulu sebagai tanda terimakasih, dan Rp100.000.000,- nya menyusul setelah dokumen diterima oleh pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI
Ketika saya tanya apakah pak Kuwu sudah memberikan nomor rekeningnya, beliau menjawab sudah, saya sudah semakin curiga bahwa kasus tersebut sebuah penipuan, saya menasehati beliau agar jangan melakukan apapun yang diminta oleh pihak PT PETRONAS USAHA MANDIRI, sebelum saya cari tahu berita dan informasi masalah tersebut. Saya menelepon ke Nomor yang ada tapi tidak tersambung, akhirnya saya telepon ke 108 mengenai alamat PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut, hasilnya ternyata alamat tersebut bukan merupakan alamat PT PETRONAS USAHA MANDIRI, tetapi merupakan PT PETRONAS USAHA MANDIRI Bakrieland, yang mencurigakan lagi adalah NPWP-nya yang berujung dengan angka 777, setahu saya angka diujung menunjukan kantor pusat atau angka jumlah kantor cabangnya, jika orang pribadi tentu angkaseharusya adalah 000 atau 001, setelah itu saya buka mbah Google untuk search PT PETRONAS USAHA MANDIRI, nah dari informasi mbah google inilah semakin jelas bahwa PT PETRONAS USAHA MANDIRI tersebut merupakan penipu, semua halaman yang tampil di layar google menunjukan bahwa PT Petronas Usaha Mandiri tersebut merupakan kasus penipuan dengan modus menyuruh calon mangsa untuk menuju ke mesin ATM, dengan dalih sudah mentransfer Rp20.000.000,- , dan calon mangsa merasa bahwa saldonya belum bertambah, kemudian disuruh untuk menekan angka-angka dimesin ATM, yang maksudnya mengalihkan saldo calon mangsa ke nomor rekening penipu.
Saya langsung kembali menelepon pak Kuwu menjelaskan hal tersebut, untung saja beliau belum melakukan hal yang diminta penipu, sehingga tidak mengalami kerugian. Modus-modus penipuan yang kian beragam, tentu akan banyak memakan korban, menurut saya sosialisasi ke masyarakat perlu dilakukan, sehingga dapat menekan angka penipuan, mangsa mereka adalah orang-orang daerah yang minim akan informasi, sehingga mudah tertipu dengan iming-iming uang yang besar.
Mereka mengalami kesulitan untuk membedakan mana penipuan dan mana yang sungguhan, berbeda dengan kita yang tentu memiliki akses informasi yang lebih dibandingkan mereka yang berada didaerah, kita bisa membedakan bahwa Djarum Black melalui kompetisi Djarum Black Innovation Awards, Djarum Black Blog Competition, bukan merupakan sebuah ajang penipuan, karena informasi yang kita terima jelas, benar dan dapat diakses dengan mudah, berbeda dengan di daerah, tentu kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa itu Djarum Black Innovation Awards, Djarum Black Blog Competition, ini tentu jelas arus informasi belum sampai kepada mereka.
Mudah-mudahan pihak-pihak terkait dapat mengurangi kesenjangan informasi yang terjadi, sehingga penipuan-penipuan dapat diketahui luas oleh masyarakat, sehingga masyarakat awam tidak menanggung kerugian akibat dari penipuan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar